Selasa, 26 Juli 2016

Themlek / Themek / Ranjem / Niwo / Demplo / Ndog Bledeg

Templek adalah makanan khas dari banyumas selain mendhoan dan kripik tempe. Pangananini mungkin sudah tidak banyak dikenal oleh sebagian orang, udah kalah sama hamburger yah karena panganan ini dianggap tidak ada gizinya, karena terbuat dari ampas tahu. Baca (ampas-udah diambil sarnya ya udah ga ada manfaatnya/gizinya). Tapi masih banyak penggemarnya loh..
Themlek / Themek / Ranjem / Niwo / Demplo / Ndog Bledeg bentuknya bulet-bulet, dalemnya ampas tahu dikasih rempah bawang, cabe, gula merah, kencur sama garam jangan lupa, digoreng pakai tepung.


Resep Templek
by.Mila Kamelia Adi 

Bahan :
  • Ampas tahu
  • Cabe rawit setan 10biji
  • Bawang merah 
  • Bawang putih
  • Ketumbar
  • Garam
  • Gula merah
  • Daun bawang 

Cara membuat :

  1. Bumbu diulek kemudian campurkan dengan ampas tahu aduk hingga rata 
  2. bentuk kecil kecil.
  3. kemudian dicelup tepung gorengan
  4. goreng hingga matang,angkat sajikan

Sumber : http://rullygoodgirl.blogspot.co.id/2014/01/themlek-ranjem-niwo-ndog-bledeg.html?m=1
http://arkme-bk.blogspot.co.id/2015/04/resep-templekampas-tahu-dibumbui-pedes.html


Sejarah dan Resep Cimplung

Cimplung




Cimplung merupakan makanan yang biasanya terbuat dari singkong yang dimasak di air rebusan gula aren atau kelapa. Kenapa dinamakan dengan cimplung, dikarenakan dalam proses memasaknya singkong yang sudah dikupas kulitnya itu lalu dijatohkan kedalam rebusan air gula aren atau kelapa, dimana dalam bahasa sunda sering dinamakan dengan di cemplungkeun.

Singkong yang dimasak biasanya masih dalam bentuk utuh dan untuk lebih nikmat lagi singkong yang digunakan biasanya tidak terlalu tua. Singkong yang sudah matang biasanya terlihat dari warna dan tekstur yang sedikit retak-retak.


Untuk menghasilkan rasa yang lebih nikmat, air gula aren yang digunakan biasanya ketika rebusannya sudah setengah jadi atau hampir susut setengahnya. Ini agar kandungan gula yang ada pada rebusan tadi bisa menempel pada singkong yang direbus.

  • Resep Membuat Cimplung Singkong

Bahan-bahan :

  • 3 Buah Singkong.
  • 2 Buah Gula Merah.
  • 1 lembar Daun Pandan.
  • Air secukupnya.

Cara Membuat :

  1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengupas singkong dan dicuci sampai bersih.
  2. Selanjutnya sisir gula merah dengan halus kemudian sisihkan.
  3. Setelah itu siapkan wajan, dan masukkan air secukupnya.
  4. Kemudian masukkan gula jawa yang sudah disisir halus, setelah itu aduk hingga gula jawa mencari. Masukkan juga daun pandan.
  5. Setelah mendidih masukkan Singkongnya dan tunggu hingga gula meresap dan sedikit mengental.
  6. Jangan lupa sesekali diaduk agar gula tercampur rata.
  7. Sajikan Cimplung Singkong selagi hangat dengan teh hangat. 



sumber : http://potrett-desaku.blogspot.co.id/2014/09/makanan-rakyat-jelata-cimplung-singkong.html dan  http://witnifood.blogspot.co.id/2015/09/resep-membuat-cimplung-singkong-pandan.html

Sejarah dan Resep Getuk Goreng Sokaraja

Getuk Goreng




  • Sejarah Getuk Goreng
Getuk Goreng adalah makanan khas Banyumas yang tepatnya dari Sokaraja yang dibuat dari ketela Pohon/singkong/cassava. Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja.
Pada saat itu getuk yang dijual tidak laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari oleh para pembeli. 
Rasa cemilan baru ini pas bagi lidah masyarakat Banyumas waktu itu. Tak sedikit pejuang kemerdekaan yang mampir ke warung Sanpirngad, sampai akhirnya produknya dikenal banyak orang. Toko pertamanya diberi nama nomor 1.
Oleh Sanpirngad, warung tersebut diwariskan kepada Tohirin, menantunya. Di tangan Tohirin, getuk goreng mencapai masa puncak hingga bertambah maju. Ia mampu mengubah sebuah warung nasi rames menjadi tiga buah toko getuk goreng di Sokaraja. Oleh anak cucu Tohirin, tiga toko itu dikembangkan lagi sampai akhirnya menjadi sembilan buah toko, delapan di antaranya di Sokaraja dan satu toko di Buntu Banyumas. 
Di luar dinasti Tohirin, mereka pun mendirikan pusat-pusat jajanan khas Purwokerto dengan menu utama getuk goreng. Rasa manis getuk goreng telah memikat ribuan orang. Karena itu pada masa menjelang dan sesudah lebaran tak sedikit pemudik yang menyempatkan diri mampir untuk membeli makanan ini sebagai oleh-oleh.
Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng. Terletak sekitar 7 km timur Kota Purwokerto, kota kecil ini dikenal sebagai pusat jajanan. Sokaraja, demikian nama kota ini terletak di jalur utama Purwokerto-Semarang dan Purwokerto-Yogyakarta. Di kanan kiri sepanjang kota ini bisa dijumpai toko memajang berbagai jenis penganan khas Banyumas, terutama getuk goreng sokaraja.
Sebagai kota asal getuk goreng, di Sokaraja sekarang terdapat puluhan toko penjual getuk goreng. Kebanyakan orang membeli getuk goreng dan penganan khas lainnya ini untuk oleh-oleh. Jarang sekali getuk goreng Sokaraja dipasarkan atau dikirim ke luar daerah seperti produk lain. Hal ini disebabkan makanan khas dari ketela ini tak tahan lama.
Getuk goreng sangat potensial dijadikan komoditas unggulan. Persoalannya, produk panganan ini pemasaran dan distribusinya belum berjalan. Sebab produsen hanya mengandalkan pembeli yang datang ke tokonya.
Uniknya getuk goreng juga dapat disimpan dalam waktu beberapa hari tanpa rasa basi dan bau apek., untuk hasil maksimal (beberapa hari), digoreng lagipun tak masalah. Sebenarnya makanan ini sudah dikenal di berbagai kota. Terutama, melalui agen-agen travel tujuan Bandung, Jakarta, Semarang, dan kota lain.
Agen travel tersebut saat lewat Sokaraja menyempatkan mampir dan penumpangnya membeli oleh-oleh khas Sokaraja itu. Jumlah pembeli getuk goreng selama arus mudik dan balik lebaran biasanya meningkat pesat. Selain pemudik, tidak sedikit wisatawan domestik yang datang ke Sokaraja sengaja mencari getuk goreng. Dalam sehari getuk goreng yang terjual 1,5 kuintal.


  • Resep Getuk Goreng

Bahan-bahan Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas
  • 1 kilo gram singkong
  • 250 Gram Gula jawa atau gula merah 
  • 75 gram tepung beras
  • 1 sendok makan terigu
  • Secukupnya Garam 
  • Minyak goreng ( untuk menggoreng )

Cara Membuat Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas  :

  1. Pertama-tama kupas singkong kemudian buang sabutnya , lalu dipotong-potong dan direbus hingga matang .
  2. Setelah itu iris halus gula jawa lalu tambahkan sedikit air , kemudian rebus hingga gula melumat dan tercampur dengan air .
  3. Saat panas-panas lumatkan singkong dan beri gula sedikit demi sedikit sampai tercampur dengan rata .
  4. Letakan getuk singkong di atas nampan kemudian ratakan dengan tebal 2 centi meter kemudian dipotong kotak-kotak dengan ukuran 5x4 centi meter atau menurut selera , lalu sisihkan .
  5. Selanjutnya campurkan tepung terigu , tepung beras , garam , serta air secukupnya hingga adonan menjadi cukup kental .
  6. Lalu panaskan minyak lalu celupkan getuk ke dalam adonan terigu sebelum terjadi proses penggorengan .
  7. Jika sudah dicelukan ke adonan terigu goreng getuk singkong kedalam minyak yang cukup panas hingga warna berubah menjadi kekuning kuningan , angkat dan tiriskan .
  8. Getuk goreng sokaraja siap dinikmati dengan segelas teh manis hangat atau kopi . 
sumber : http://harianresep.blogspot.co.id/2014/08/resep-getuk-goreng-sokaraja.html

Sejarah dan Resep Mendoan

Mendoan



  • Sejarah Tempe Mendoan
Makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.

Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik (polietilena) mulai menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung (diproduksi mulai 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Kopti) mulai menggantikan laru tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. (dari berbagai sumber)
 
  • Resep Mendoan
Bahan :
  • 1 sdm tepung beras
  • 250 gram tepung terigu protein sedang
  • 400 ml air
  • 10 buah tempe mendoan purwokerto, iris tipis lebar (bisa juga menggunakan tempe biasa)
  • 2 batang daun bawang (iris halus)
  • minyak secukupnya (untuk menggoreng)
Bumbu halus untuk tempe mendoan
  • 1 cm kencur
  • 2 siung bawang putih
  • 3/4 sdt ketumbar
  • 1 sdt bumbu kaldu bubuk
  • garam secukupnya
Cara Membuat Mendoan :
  • Tempe diris tipis terlebih dahulu, sisihkan sejenak
  • Campurkan tepung terigu, tepung beras, bumbu yang dihaluskan,irisan bawang daun polong,garam, gula pasir dan penyedap rasa dalam satu wadah
  • Tuang air sedikit demi sedikit kedalam campuran tepung sambil diaduk-aduk sampai adonan pas
  • Celupkan tempe yang sudah diiris tipis kedalam adonan tepung sampai seluruh permukaan tempe tertutup rapat
  • Panaskan minyak lalu goreng tempe yang sudah dicelupkan dengan tepung
  • Tunggu sampai berwarna kuning kecoklatan sambil dibolak balik, angkat tiriskan
  • Tempe mendoan siap untuk disajikan

Selamat Mencoba :)

sumber: http://resepmakansedap.com/cara-membuat-tempe-mendoan-enak-dan-renyah/
dan http://alveroz.blogspot.co.id/2012/07/sekilas-sejarah-mendoan-banyumas.html

Senin, 25 Juli 2016

Sejarah dan Resep Klepon

Klepon
 



  • ASAL MULA KUE KLEPON
Kelepon disukai dan tersohor dimasyarakat kita sudah pasti, disukai kalangan atas, menengah bahkan bawah karena harganya yang relatif murah, selain itu kelepon tidak hanya digemari para kakek – kakek ataupun kalangan dewasa saja, tapi juga anak – anak dan remaja. Namun taukah kita semua tentang asal usul dari kelepon. Dari cerita ini kita dapat mengetahui asal mula kue yang banyak digemari tersebut.
Dahulu kala, hidup seorang janda bersama putrinya bernama Galuh di suatu daerah di Martapura. Sejak ditinggal suaminya meninggal dunia janda tersebut hanya hidup bersama Galuh putri semata wayangnya. Sang janda pun sering sakit – sakitan sepeninggal sang suami. Sang janda mempunyai kebiasaan yaitu senang membuat kue, kebiasaan ini di jalaninya sejak sang suami masih hidup hingga suaminya meninggal dunia. Selain demi keluarga sang janda juga membuat kue untuk dijual demi membantu sang suami dalam membangun ekonomi keluarga mereka, terlebih saat sang suami meninggal sang janda harus berusaha keras untuk tetap bisa menghidupi Galuh putri kesayangannya. Kue buatannya pun sangat lezat dan digemari banyak orang karena itu sang janda banyak mempunyai pelanggan, selain kelezatan kue buatannya biasanya tetangga merasa kasihan melihat hidup sang janda bersama putrinya, sepeninggal kepala keluarga mereka hidup dari hasil berdagang kue, maka para tetangga berusaha membantu perekonomian sang janda dengan membeli kue buatannya.
Pada zaman dulu pembuatan kue tentunya tidak secanggih dan sehebat seperti saat ini, kue pada saat itu pun tidak banyak macamnya. Orang zaman dulu hanya bisa membuat kue sederhana, misalnya kue buatan sang janda hanya dengan memasukkan beras kedalam lesung. Wadah yang berbentuk kotak terbuat dari kayu Ulin ditengahnya terdapat bolongan yang digunakan sebagai tempat makanan serta kayu Ulin yang panjang untuk menghaluskan makanan didalamnya yang biasanya disebut Lasung. Setelah beras dimasukkan kedalam lasung kemudian ditumbuk hingga halus, setalah halus dimasukkan kedalamnya gula merah yang sudah dilunakkan. Dan dicampur kelapa yang diambil hanya dalamnya ( dagingnya yang berwarna putih ) diiris tipis kemudian kembali dihaluskan dalam lasung. Semua bahan dihaluskan hingga jadi satu dan agak mengeras. Hal tersebut dikarenakan hawa di lasung yang panas hingga kue seperti dimasak yaitu mengeras dan semua adonan menjadi satu.
Setelah menjadi satu dan mengaras adonan kue tersebut di bentuk bulat – bulat menggunakan sendok. Karena campurannya selain beras ada pula gula merah dan kelapa rasanya pun menjadi gurih dan nikmat, perpaduan bahan yang menggoda selera, saat itu kue tersebut dinamakan Wadai masak di lasung.
Sang janda pun mencari nafkah melalui berdagang Wadai masak di lasung tersebut. Kondisinya yang sudah mulai tua membuat fisik sang janda tak sekuat dulu, ia pun sering didera sakit – sakitan. Pada suatu malam sang janda sakit dan ingin sekali makan wadai masak di lasung. Kecintaan Galuh pada ibu nya menuntunnya untuk selalu bisa mengikuti kehendak sang ibu, terlebih lagi mereka hidup hanya berdua di dunia ini dan sang janda tersebut sangat mengasihi Galuh, karena itu sebagai anak Galuh sangat mencintai ibunya. Di lubuk hati terdalamnya sangat sedih melihat keadaan ibunya yang terbujur sakit dan tak berdaya. Hati Galuh terpanggil untuk membuktikan baktinya sebagai seorang anak terhadap orang tua yang sudah mengandung, melahirkan, dan dengan segenap jiwa raga serta kasih sayangnya membesarkan Galuh.
Walaupun hari telah malam, melihat keinginan ibunya yang sedang sakit Galuh pergi ke dapur untuk membuat kue, sambil merebus air di kendi yang berukuran besar untuk minum ibunya. Sambil merebus air Galuh segera mulai membuat kue dengan memasukkan beras kedalam lasung. Ternyata lasung baru saja dicuci dengan air dan ditengkurapkan guna mengeringkan air yang meresap di lasung. Setelah itu Galuh hendak memakai lasung maka di ambilnya lasung dan ternyata terdapat kalajengking di dalam lobang tempat pembuatan kue di lasung tersebut. Galuh terkejut dan takut melihat kalajengking tersebut tanpa sadar ia berteriak meminta tolong, ibunya yang sedang istirahat ditempat tidur ikut terkejut mendengar teriakan Galuh kemudian menanyakan apa yang terjadi, namun Galuh berusaha menyembunyikan apa yang sudah ia temukan di lasung, karena tak ingin ibunya khawatir Galuh mengatakan tak ada apa – apa. Niat Galuh membuatkan kue buat ibunya sudah bulat rasa takut terhadap kalajengking dihilangkannya, sekuat tenaga Galuh membuang kalajengking yang ada di lasung milik ibunya tersebut. Dan usaha Galuh tak sia – sia kalajengking berhasil di usirnya dari lasung dengan menggunakan kayu bakar yang ada didapurnya.
Pada masa itu tak ada kompor, memasak hanya dengan menggunakan kayu. Sang janda menyadari Galuah sudah sangat lama berada di dapur namun tak ada juga bunyi lesung. Lama Sang janda memanggil, ” luh, lambatnya, kenapa ? “. ” Hadangpun” sahut sang anak. Untuk orang Banjar, apabila menjawab panggilan orang yang lebih tua ataupun yang dihormati biasanya menggunakan “ pun ” yang berarti iya.
Setelah mendengar sahuta Galuh, ibunya pun terdiam beristirahat sambil menunggu kue buatan sang anak. Setelah lama ditunggu masih tak terdengar bunyi lasung tanda dimulainya pembuatan kue. Sang janda kembali menegur Galuh, “ banyu menggurak sudah dalam kendi, model kendi halus tuh sudah menggurak masih kada tedangar bunyi lasung pabila pulang ”. Sang ibu sedikit jengkel dengan anaknya, sang ibu merasa bahwa sudah lama anaknya berada di dapur tapi belum juga terdengar lasung berbunyi tanda beras dihaluskan. Kemudian membandingkan merebus air dikendi yang besar saja sudah mendidih, tapi Galuh belum juga menghalusakan adonan kue.
Sang ibu memanggil Galuh kembali, “ luh balum haja kah? ”. “ Kalapun ” jawaban Galuh menyahuti pertanyaan ibunya. Galuh merasakan kejengkelan ibunya, Galuh berusaha memberitahukan ibunya ada kalajengking di dalam lasungnya, sehingga terlambat membuat kue. Karena gugup sahutan Galuh terhadap ibunya menjadi “ kalapun ”.
Setelah berhasil membuang kalajengking Galuh mulai membuat adonan kue. Dimulai membuat beras dalam lasung kemudian dihaluskan dengan cara di tutuk. Setelah menghaluskan beras, karena sudah terlalu lama membuat kue dan keinginan Galuh agr ibunya yang sedang sakit segera makan kue, beras yang sudah dihaluskan dibentuk bulat – bulat setelah itu di masukkan Galuh kedalam air mendidih. Setelah bulatan dimasukkan kedalam air mendidih ditunggu hingga bulatan muncul kepermukaan air yang menandakan kue sudah matang dan bulatan tersebut dianggkat menggunakan sendok sampai semua adonan matang, kemudian di letakkan dam piring, dengan kreasi ingin mempermanis kue tersebut maka Galuh menyisipkan gula merah ditengah kue tersebut dan kemudian diperutkannya kelapa di atas kue tersebut.
Setelah itu Galuh menemui ibunya dengan membawa kue kreasinya itu, sang ibu terkejut mengapa kue yang dibuat Galuh tak sama seperti kue buatannya. Lalu dicicipinya kue buatan putri tersayangnya, ia kembali terkejut karena kue tersebut memiliki rasa yang begitu enak. Sang ibu pun memuji kepandaian Galuh membuat kue.
Pada saat itu ada tetangga yang datang kerumah Galuh, karena mendengar ibu Galuh sakit. Saat datang, ibu Galuh meminta tetangganya tersebut mencicipi kkue buatan Galuh, hasilnya sama ketika ibu Galuh pertama mencoba kue tersebut. Tetangga kemudian bertanya apa nama kue trsebut, Galuh terdiam ia tak tau apa nama kue tersebut karena kue itu ia buat sendiri tanpa petunjuk siapapun, bahkan terkesan sembarangan karena hanya ingin ibunya cepat mencicipi kuenya dan tak ingin sang ibu merasa marah ataupun jengkel kepadanya. Saat Galuh terdiam tetangganya heran, dan kembali menanyakan nama kue enak buatan Galuh tersebut. Sang janda ingat bahwa tadi putrinya Galuh menyebut kalapun, lalu ia mengatakan bahwa kue tersebut bernama kalapun.
Sejak saat itu kue tersebut dijadikan Galuh sumber rezekinya. Galuh tak ingin lagi ibunya yang sudah tua dan sakit – sakitan berdagang kue, Galuh mengambil alih semua yang dilakukan ibunya. Galuh mencari rezeki untuk hidup ia dan ibunya dengan berdagang kue kelepun.
Seiring perkembangan zaman yang terus mengarah pada perubahan kue kelepun pun ikut mengalami perubahan sedikit nama dari kelepun menjadi kelepon. Namun tak sedikit orang yang masih menyebut kelepun pada kue kelepon. Mengenai rasa dan bahan pembuatan kelepon tak ada perubahan hingga sekarang, kelepon tetap menjunjung rasa manis dan menggugah selera. Karena Galuh tinggal di daerah Martapura maka kue kelepon tersebut disinyalir sebagai salah satu kue khas Martapura.


  • RESEP KLEPON
Bahan :
  1. 450 gr tepung ketan putih
  2. 50 gr tepung beras
  3. 1/2 sendok teh garam halus
  4. gula merah secukupnya ( disisir halus )
  5. air secukupnya
  6. 1 lembar daun pandan
  7. kelapa parut yang tidak terlalu tua secukupnya untuk taburan
  8. pasta pandan secukupnya
Cara Membuat Kue Klepon Isi Gula Merah :
  1. Campurkan tepung ketan dan tepung beras dalam satu wadah, aduk rata
  2. Masukkan pasta pandan secukupnya kedalam campuran tepung, aduk rata
  3. Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan pas
  4. Bentuk bulat-bulat adonan yang sudah diuleni sampai kalis dan beri isi gula merah pada bagian tengahnya ( lakukan sampai adonan pas )
  5. Rebus adonan yang sudah dibentuk bulat dalam air yang mendidih sampai benar-benar matang
  6. Sambil menunggu adonan matang, campurkan kelapa parut dengan sedikit garam lalu dikukus sebentar
  7. Angkat adonan lalu tiriskan kemudian gulingkan dengan kelapa parut yang sudah dikukus hingga merata
  8. Kue klepon gula merah siap untuk dinikmati



Sumber: http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.resepnasional.com/cara-membuat-kue-klepon-pandan-isi-gula-merah/&ei=yXr5hS8l&lc=id-ID&s=1&m=17&host=www.google.co.id&ts=1469501067&sig=AKOVD649l1Aoxtiu2oOH7Eb3VkRACcLOow